Jumat, 12 Desember 2014

Lada hitam, penyedap yang juga berkhasiat

LADA HITAM, Siapa yang tidak kenal dengannya? Tanaman biji-bijian kecil asal Malabar yang biasa disebut masyarakat sebagai merica ini memang menjadi idola semenjak jaman kolonial hingga sekarang. Selain karena harganya yang tinggi, keberadaan lada hitam yang langka juga menjadi penyebab Bangsa Eropa banyak berdatangan ke Indonesia. Dengan berawal dari motif perdagangan, mereka lambat laun mulai berusaha untuk memonopoli segala hal yang berhubungan dengan komoditas lada hitam hingga menimbulkan peperangan dengan suku setempat.

Tanaman lada hitam dapat tumbuh di ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut (dpl) dengan curah hujan 2.300 mm/tahun atau lebih. Kini, lada hitam tidak hanya menjadi barang dagangan bagi masyarakat kita, melainkan telah menjadi salah satu identitas kebanggaan bangsa. Sebagai negara penghasil lada hitam terbesar ketiga di dunia tak heran apabila Indonesia menjadikan salah satu devisa ekspor terbesarnya dari tanaman ini. Pada tahun 2000, negara kita mencatatkan nilai ekspor tertinggi yaitu US$ 100,6 juta. Keadaan tersebut menggambarkan betapa Indonesia sebagai negara agraris yang kaya akan hasil alam.

Beberapa daerah di Indonesia yang potensial untuk ditanami lada yaitu pulau Sumatera (Lampung, Sumsel, Bengkulu dan D.I. Aceh) dan Kalimantan (Kaltim dan Kalbar). Lada dapat diperbanyak dengan biji atau dengan stek. Dengan biji tidak praktis karena harus menunggu cukup lama sampai bisa menghasilkan. Yang biasa ditanam adalah steknya, selain lebih cepat menghasilkan juga sifat tanaman sama seperti induknya.

Pada dasarnya, lada hitam merupakan bumbu dapur yang seringkali menjadi campuran dalam masakan. Dengan aromanya yang khas, lada hitam ini menjadi sebuah penyedap alami untuk menjadikan cita rasa yang menggiurkan lidah bagi siapa saja yang ingin menikmatinya. Di kebanyakan rumah makan kadang-kadang terdapat lada hitam sebagai penyedap yang tersaji dalam bentuk botolan, sehingga setiap orang bebas menaburkan bubuk pedas ini ke makanan sesuai dengan seleranya.

Selain sebagai bumbu dapur, lada hitam ternyata juga dapat digunakan sebagai obat-obatan berbagai macam penyakit. Beberapa penyakit yang dapat terobati oleh lada hitam diantaranya yaitu : sakit kepala, diare, dan melancarkan keluarnya air kecil. Khasiatnya yang luar biasa pada beberapa penyakit tersebut menjadikan lada hitam seringkali dijadikan salah satu obat-obatan alternatif di masyarakat kita. Dengan efek samping yang hampir tidak ada, lada hitam seakan-akan menjanjikan sebuah masa depan yang cerah terhadap dunia medis di Indonesia. Relatif murah dan dapat ditemukan dimana saja.

Di samping itu, khasiat lada hitam yang lain adalah sebagai pemelihara kesehatan seksual pria dewasa. Multifungsionalitas lada hitam inilah yang menjadi keunggulan lada hitam dibandingkan dengan rempah-rempah lainnya.

Jika diteliti lebih jauh, lada hitam juga mengandung piperine sebagai obat untuk mengatasi gangguan pigmen pada kulit yang disebut Vitiligo. Dalam istilah medis, vitiligo dikenal sebagai kondisi di mana di sebagian wilayah kulit kehilangan pigmen normal, sehingga permukaannya tampak memutih. Hal ini terjadi seperti halnya pada penyanyi Michael Jackson.

Selain di Indonesia, lada hitam juga dapat ditemukan di beberapa negara Asia Tenggara dan salah satunya yaitu Vietnam. Di Vietnam, lada hitam dipergunakan sebagai bahan untuk membuat makanan khasnya yaitu Ayam Vietnam. Dengan cita rasanya yang khas, Ayam Vietnam dijadikan sebuah makanan andalan untuk go international sebagai upaya untuk memperkenalkan negaranya. Semoga bermanfaat

0 komentar:

Posting Komentar