Bagi sebagian orang awam, nama buah Naga mungkin masih terdengar asing untuk mereka. Saat ini, tanaman unik tersebut tengah menjadi buruan sebagian pecinta buah-buahan. Lalu seperti apa dan bagaimana buah Naga itu? Disebut buah Naga, karena buah ini memiliki batang yang menjulur panjang seperti naga. Selain itu, pada spesies ini juga terdapat keunikan yaitu adanya tonjolan dari kulit buah yang memiliki kemiripan dengan kulit naga. Namun yang terpenting dari semua itu adalah buah Naga menyimpan berbagai macam kandungan zat makanan yang dibutuhkan bagi tubuh kita.
Jenis tanaman yang berasal dari marga Hylocereus dan Selenicereus ini memiliki variasi komposisi vitamin dan mineral yang meliputi vitamin C, betakaroten, kalsium, dan karbohidrat. Keempat komponen inilah yang berfungsi dalam meningkatkan dan mempertahankan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Dengan rasanya yang manis menyegarkan, buah ini menjadi sebuah solusi alternatif manakala kita mengalami kehausan dan dehidrasi. Sebenarnya, bagaimanakah awal mula buah Naga ini muncul dan dibudidayakan di Indonesia?
Berawal dari daratan Meksiko, lalu kemudian buah berjenis kaktus ini mulai dikembangkan di beberapa negara lain, seperti di Taiwan, Vietnam, hingga ke Australia. Pada tahun 1870, tanaman ini dibawa oleh orang Prancis dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias. Di Indonesia sendiri, tanaman yang mirip dengan kaktus ini mulai diperkenalkan pada tahun 2000. Adalah Joko Rainu Sigit, seorang warga Dlanggu, Klaten, Jawa Tengah yang mempromosikan buah unik tersebut. Hingga sekarang, buah Naga ini telah berkembang dan dibudidayakan di daerah sekitar Jawa Tengah hingga ke Makassar.
Pada dasarnya, jenis buah naga terdiri dari 4 macam dan di antaranya yaitu daging putih (Hylocereus Undatus), buah naga daging merah (Hylocereus Polyrhizus), buah naga daging super merah (Hylocereus Costaricensis) dan buah naga kulit kuning daging putih (Selenicerius Megalanthus). Dari keempat jenis ini, yang biasanya ditanam di Indonesia adalah buah Naga daging merah dan putih. Hal ini lebih disebabkan oleh kondisi iklim dan cuaca yang sesuai dengan habitatnya. Buah Naga paling baik ditanam di dataran rendah pada ketinggian 20 - 500 m diatas permukaan laut dengan kondisi tanah yang gembur dan banyak mengandung bahan organik dan banyak mengandung unsur hara. Namun demikian, tanaman ini peka terhadap kekeringan dan akan membusuk bila kelebihan air. Sehingga perlu ketekunan dan ketelitian dalam merawat tanaman ini.
Di balik rasanya yang manis dan segar, Buah Naga ini menyimpan berbagai khasiat pengobatan. Beberapa di antaranya yaitu untuk menurunkan kadar kolesterol, menyehatkan jantung, memperlancar peredaran darah, mengurangi tekanan emosi, dan menetralkan racun dalam darah. Secara khusus, buah Naga yang memiliki keampuhan demikian itu terdapat pada jenis Hylocereus Undatus dan Hylocereus Polyrhizus. Sebagai tanaman buah-buahan yang multifungsi, buah Naga juga dapat digunakan sebagai obat alternatif manakala obat-obatan modern sudah tidak bisa mengatasi suatu penyakit. Tanpa adanya efek negatif dan pengaruh buruk lainnya terhadap tubuh, buah Naga sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari sebagai tambahan gizi pendamping makanan pokok.
Apabila memilih buah Naga yang bagus, sebaiknya melihat dulu struktur-struktur yang ada di dalamnya. Dikatakan baik manakala buah itu masih diselaputi oleh sisik atau sulur yang berwarna hijau kekuningan, sementara bagian luar buahnya merah jambu menawan. Ditambahkan bahwa buah Naga yang baik jika tidak terdapat luka di bagian kulit dan sudah siap dikonsumsi ketika kita tekan sudah sedikit empuk. Namun kita harus berhati-hati terhadap sensitivitas buah ini. Buah yang terluka pada bagian luarnya dikhawatirkan akan berpengaruh di bagian dalamnya.
Sekarang ini, Buah Naga yang dijual pada kisaran harga 20 ribu sampai 25 ribu perak per kilonya dapat digunakan sebagai bahan dasar es krim dan es buah. Di samping itu, daunnya juga dapat dijadikan sebagai sayuran dan teh bunga. Khusus untuk pembuatan teh bunga, daun buah Naga harus lebih dulu dikeringkan.
Buah Naga di Negara Asalnya
Pada awalnya, buah naga hanyalah sebagai tanaman liar di hutan. Di Meksiko, oleh penduduk setempat, buah ini dianggap sebagai ‘buah dewa’, sehingga tidak boleh dimakan. Sedangkan di Cina, buah naga yang digolongkan sebagai buah purba ini dipandang memiliki berkah sehingga selalu muncul dalam setiap acara ritual keagamaan.
Saat ini, justru Vietnam dan Thailand-lah yang menjadi pemasok buah naga terbesar di dunia. Meskipun baru bisa mencukupi 50 persen permintaan ekspor, namun hal itu dirasa sudah cukup untuk meningkatkan devisa negara tersebut dari perdagangan buah Naga ini. Bahkan, hingga sekarang, komoditas buah Naga menjadi andalan di kedua negara itu.
Selain itu, buah Naga juga dikembangkan di negara-negara seperti Australia, Filipina, dan Vietnam. Dengan modal yang tidak terlalu besar, bisnis penanaman buah Naga ini menjanjikan keuntungan yang sangat menggiurkan. Bahkan pada kali pertama panen, sudah bisa balik modal dan memperoleh keuntungan yang cukup besar. Untuk 1 hektar lahan, sudah dapat memperoleh keuntungan minimal 700 juta.
Prospek masa depan yang cukup cerah inilah, mungkin dapat menjadikan buah naga sebagai sebuah ide cemerlang untuk membuka lahan bisnis baru bagi mereka yang berjiwa entrepreneur. Dengan menjadi seorang entrepreneur, akan lebih mudah menjalankan usaha bisnis pribadi tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak-pihak tertentu, asalkan bebas dan bertanggung jawab. Selain itu juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru untuk mengurangi pengangguran dan sekaligus beramal. Apakah kita sudah melakukannya?
0 komentar:
Posting Komentar